Oleh : Dita
Mulyawati
Jatuhnya
sistem demokrasi terpimpin Presiden Soekarno menjadi awal naiknya kepemimpinan Presiden
Soeharto, melalui Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR). Presiden Soeharrto
memulai kiprah kepemimpinan nasionalnya dengan sebutan Orde Baru, sebagai
pengganti Orde Lama yang dianggap telah menyimpang dari Pancasila dan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Kepemimpinan
Presiden Soeharto menjadikan babak baru dalam hubungan Islam dengan Negara
Indonesia. Imam Aziz mengemukakan bahwa terdapat dua golongan pola hubungan
antara keduanya, yaitu pola antagonistik dan akomodatif. Pola antagonistik
merupakan sifat hubungan yang mencirikan adanya ketegangan antara Islam dengan
Negara Orde Baru, sedangkan pola akomodatif menunjukkan kecenderungan saling
membutuhkan antara kelompok Islam dan Negara Orde Baru.
Hubungan antagonistik antara Islam
dan Negara Orde Baru terlihat dari kecurigaan dan pengekangan yang dilakukan
oleh Presiden Soehato terhadap kelompok Islam dengan cara melakukan domestikasi
(penyempitan dan pendangkalan) gerak politik Islam pada masa Orde Lama maupun
Orde Baru yang mengakibatkan para pemimpin dan aktivis politik Islam gagal
menjadikan Islam sebagai ideologi dan /atau agama Negara Indonesia, selain itu
mereka dicurigai oleh negara sebagai anti ideology Negara Pancasila.
Hal itu terjadi karena para kelompok
Islam cenderung menggunakan Islam sebagai symbol politik di kalangan aktivis
muslim dia awal kekuasaan Orde Baru mengakibatkan peminggaran Islam dari
politik nasional. Selain itu, terjadinya sejumlah peristiwa kekerasan Negara
terhadap kelompok Islam di era 1980-an. Kekerasan politik dan peminggiran Islam
tersebut, melahirkan kesimpulan adanya hubungan antagonistik antara Islam dan
Negara Orde Baru. Sejak awal berdirinya Orde Baru hingga awal 1980-an Islam
dianggap ancaman serius bagi kelangsungan kekuasaan Orde Baru.
Pada pertengahan 1980-an pemerintah
mulai menyadari potensi umat Islam sebagai kekuatan politik yang potensial,
selain itu perubahan sikap umat Islam pada paruh kedua 1980-an dari menentang
menjadi menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, juga dengan adanya RUU Pendidikan Nasional, pengesahan RUU
Peradilan Agama, pembolehan pemakaian jilbab bagi siswi muslim di sekolah umum,
kemunculan organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan lahirnya
Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang langsung dipimpin oleh Presiden
Soeharto, menjadi gambaran adanya hubungan akomodatif antara Islam dan Negara
Orde Baru.
1 komentar:
sumbernya mana??
Posting Komentar